Keping Kayu bisa Tukar Aneka Makanan Khas Kebumen di Pasar Jaten

Beli aneka makanan khas Kebumen seharga 1 JT

 Wong asli Kebumen pastinya tidak asing lagi dengan Pemandian Air Panas Krakal, yang konon selain untuk melemaskan otot-otot yang tegang, kaku serta nyeri mitos yang beredar di masyarakat dari saya masih kecil adalah bisa menyembuhkan penyakit-penyakit kulit, seperti panu, kudis, dan lain-lain. Nah, belakang tempat pemandian yang dulunya hanya pohon jati, kini telah diubah oleh Wahyu Karyono dan tim menjadi pasar dua mingguan, atau setiap Minggu Pahing dan Minggu Manis.

            “ Awalnya memang kegiatan tahunan, kita ubah menjadi bulanan, karena antusias masyarakat yang begitu tinggi maka kita jadikan pasar ini satu bulan dua kali, yaitu minggu pahing dan manis,” terang Wahyu saat ditemui beberapa waktu lalu.

            Pengunjung diperkenankan menukar berapapun uang dengan kepingan kayu, yang dinamakan JT. Setiap 1 JT ditukar Rp. 2000, jadi kalau menukar Rp.10.000 bisa terima 5 JT. Tapi jangan berputus asa, 1 JT dapat apa di sana? Semua makanan di sini murah-murah dan dapat dijangkau semua kalangan. Misal saja, saya waktu itu beli singkong pelangi tusuk hanya dengan 1JT. Rasanya? Enak, dan mengenyangkan.

            “ Di sini, tidak diperkenankan menjajakan makanan yang berpengawet, pewarna, bahkan tidak menggunakan plastik. Benar-benar alami, jadi di sini makanan khas Kebumen tapi tetap sehat,” jelas Wahyu.

            Bahkan, Wahyu memberdayakan warga sekitar saja yang berjualan, tidak diperkenankan daerah lain. Hal ini dimaksudkan agar sama-sama untung. “ Warga di sekitra sini pandai dalam membuat makanan, sebelumnya kan tidak ada wadahnya dan mulai dengan pasaran ini bisa menjadi pendapatan mereka,” ungkap Wahyu.

            Pertama kali saya masuk Pasar Jaten ini, langsung terbayang zaman saya masih kecil, main di bawah pohon masak-masakan, makan bareng teman sebaya, kadang dari setiap pohon dibangun panggrok terbuat dari bambu agar kami bisa duduk dengan nyaman dan di Pasar pu demikian. Selain itu, disuguhkan pula musik-musik tradisional dan berbagai event yang semakin menarik pengunjung. Sebab menurut Wahyu, pengunjung Pasar Jaten yang berdiri sejak 18 November 2018 merupakan pengunjung langganan. Sehingga sebisa mungkin harus ada yang baru.

            “ Rata-rata setiap pasaran ya bisa 3000 an pengunjung yang datang. Dan kebanyakan dari mereka tahu dari orang-orang yang pernah berkunjung. Jadi selama ini kami tidak mempromosikan lewat media sosial atau sebagainya,” jelas Wahyu.

Makan dawet, wadahnya batok kelapa atau tempurung kelapa

            Sebenarnya konsep pasar ini tidak hanya di daerah Krakal saja, menurut cerita teman dan tetangga, di Kebumen ada beberapa kecamatan. Nah, hal ini juga bisa jadi ajang mengeksiskan Kebumen menjadi Kabupaten yang dikunjungi banyak wisatawan, syukur-syukur bisa sampai mancanegara juga. Aamiin