Gelasku Terbelah
(doc. pribadi)
Bukan
kesengajaan kenapa aku harus memecahkan gelas yang saat ini sangat dibutuhkan.
Sebagai alat untuk wadah air minum yang aku tuangkan dari galon, tanpa gelas
aku akan merasa kesusahan. Tidak begitu mewah dan tidak mahal gelas yang baru
saja terbelah itu, hadiah dari pembelian satu white coffe awal dari promosi
produk itu. Ibuku begitu antusias untuk membeli hal-hal demikian yang berhadiah
perabot, mulai dari gelas, piring, dan toples dari semua produk yang menawarkan
demikian. Nggo nambah-nambah, begitu alasannya. Memang benar membeli satu lusin
terkadang berat untuk ibuku, kalau untuk menyimpan-nyimpan toh anaknya masih
pada muda.
Kembali
lagi pada gelas yang terbelah tersebut, kejadiannya pada saat aku menuangkan
air panas yang sangat aku butuhkan untuk menghanagtkan tubuhku. Aku kedinginan.
Belum juga penuh aku menungkannya harus menerima kehancuran, dan air yang
keluar dari tampungan gelas tersebut meluber kemana-mana. Satu hal yang harus
aku selamatkan adalah handphoneku, seakan itu yang sangat penting. Padahal,
banyak kabel-kabel lain yang ikut terkena juga. Tetapi aku memilihnya, seakan
pacar yang sangat penting.
Terbelah
menjadi dua, seakan tak mungkin dipisahkan lagi dua hati tersebut. Untung saja
hanya menerima belahan dua saja, kalau saja pecah berkeping-keping akan terasa
sakit sekali. Ketika aku ambil dengan tujuan membersihkannya.
Kalau
saja aku berpikiran aneh-aneh yang selalu digambarkan sinetron-sinetron
Indonesia, aku akan menanyakan kabar langsung ke rumah, apakah baik-baik saja.
Karena hal tersebut biasanya akan terjadi kejadian buruk yang menimpa keluarga.
Yah aku melakukannya menelpon adikku, tetapi hanya sekadar menanyakan kamu
dimana dan bagaimana dengan hal yang aku minta dari beberapa hari yang lalu.
Karena itu yang sedang aku butuhkan, dan janwabannya adalah nihil.
Tentu
saja, sebagai orang yang selalu aktif di media social aku update tuh foto
dengan tulisan “ sore ini aku menuangkan air panas kedalam gelas yang baru
kemarin aku bawa dari rumah, terbelah menjadi dua.” Namun, hasil yang ingin aku
peroleh tidak seperti keinginanku. Banyak pertanyaan yang jauh dari tema
tersebut, dan aku tidak kecewa. Sudah biasa.
Langsung
saja, aku memberitahukan kepada mba heni, mba yang menempati kamar dekat dengan
kamarku. Hanya jawaban ilmiah yang dilontarkannya, memang benar ketika gelas
yang kamu gunakan sering untuk dingin-dingin dan kamu coba untuk yang panas
tentu saja gelas tersebut akan terbelah. Plak. Dan saat itupun aku sudah
menduganya, dengan tenang aku menyingkirkan handphone dan update, seperti yang
aku ceritakan diatas.
Gelasku
terbelah, dan aku sakit karena rencana yang aku buat dari rumah adalah agar
gelas tersebut bisa buat aku ngopi dengan ukuran yang pas. Sesuai dengan produk
pembuatnya. Terkadang aku membuat kopi terlalu manis dan terkadang terlalu
encer, untuk itu aku membawa gelas tersebut akan begitu mudah aku menakarnya
dan dengan ukuran yang pas.
Gelasku
terbelah, mengigatkanku pada tujuan-tujuan yang aku bawa dari rumah untuk
disini. Dan bagaimana akhirnya jika aku sudah selesai disini. Apa yang
semestinya aku perbuat dan bagaimana caranya. Apa yang sudah aku peroleh selama
menempuh pendidikan disini?
Mengingat
gelas terbelah, aku meyakini terkadang tujuan yang sudah kita tulis begitu
panjang dan lengkapnya akan hancur begitu saja karena suatu hal. Bagaimana
menyikapinya setelah kejadian ini? Toh aku masih punya stock persedian gelas
yang bisa aku gunakan walaupun bukan punyaku.
Makna
gelas terbelah begitu banyak dan indah, jika kau tuliskan dengan hati dan
ciptakan kesan yang mendalam untuknya. Benda-benda,ide-ide dan semuanya bisa
hancur karena sesuatu hal yang begitu cereboh. Telusuri kegunaan dan bagaimana
dulu aku menggunakannya agar kontinuitas kegunaan mengalir sampai akhir. Awet
dan mendapatkan manfaat yang begitu besar. Amin..
Semarang,
15 Maret 2016
Comments
Post a Comment