INDIKASI RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia adalah masalah klasik yang dari dahulu tak kunjung selesai. Bahkan tiap tahunnya menimbulkan topik panas yang dibahas para akademsi tanah air. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada diperingkat 64 untuk pendidikan diseluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada tahun 2011 Indonesia berada diperingkat ke-69 dari 127 negara. Sangat rendah sekali kualitas pendidikan di Indonesia, penyebab utamanya yang sering digadang-gadang adalah faktor ekonomi, kerja usia dini untuk menopang keluarga, dan pernikahan diusia dini. Pada tahun 2013 dar 7,1 juta pengangguran di Indonesia, 5,04 persennnya adalah dari lulusan sarjana. Jadi, terdapat 360 ribu sarjana under employment. Dari sini bisa terlihat penyebab dari buruknya kualitas pendidikan di Indonesia, apakah salah sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia yang sering berganti-ganti karena sistem coba-coba atau apakah para pendidik yang berperan penting dalam proses pembelajaran kurang berkualitas. Data yang sangat mencengangkan bahwa kualitas pendidik di Indonesia menempati urutan ke-14 dari 14 negara dari negara berkembang. Sungguh, sangat menyedihkan.

PEMBAHASAN
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan Indonesia adalah karena lemahnya para pendidik dalam menggali potensi pelajar. Banyak sekali para guru hanya memfosir murid untuk tunduk dengan apa yang mereka inginkan, tanpa mengetahui kelemahan-kelemahan para siswa tersebut. Perlu diketahui, para guru sebenarnya sekedar melibatkan proses pembelajaran teknis, tapi juga membantu setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan bakat dan mempersiapkan diri untuk menjadi Agent of Change dimasa depan yang berintegrasi tinggi dan penuh tanggung jawab. Negara besar tidak hanya karena luasnya wilayah, kayanya sumber daya alam yang dimiliki, padahal sumber daya alam hanya bersifat given tetapi, ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia dibutuhkan untuk menjadikan negara Indonesia lebih maju dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi, agar tidak tertinggal dari negara maju lain dalam persaingan era globalisasi saat ini.
Ungkapan yang sering didengar menjadi guru adalah dari panggilan hati bukan hanya profesi semata. Pernyataan ini sangat tegas bahwa guru yang baik, berkualitas, mempunyai tanggung jawab yang tinggi pada para siswa. Guru harus bekerja keras bagaimana para siswa mampu menerima pelajaran atau materi yang disampaikan, apakah bisa dengan enjoy dalam menangkap materi atau malah terpresure, memutar otak bagaimana cara agar tidak bosan siswa menerima materi, melihat reaksi peserta didik dalam menerima materi. Hal ini harus terus dikaji oleh para guru yang memang dari panggilan hati, bukan dibiarkan asal sudah mengajar sesuai aturan jam mengajar. Dengan kesabaran menekuni pengajar agar mumpuni dibidangnya. Guru yang selalu dirindukan para siswa bukan guru yang selalu merindukan para muridnya.
Dalam praktek kesehariannya, diketahui bahwa guru di Indonesia masih menerapkan metode pembelajaran yang monotan dengan satu arah seprti ceramah yang membosankan. Hanya tertuju pada pembahasan teori–teori saja, bukan praktek pengembangan mental para peserta didik. Para siswa hanya diam mendengarkan ceramah guru, respon para siswa manggut-manggut, diam seribu bahasa, belum diketahui juga mereka aham atau sedang memikirkan hal lain, atau sedang asyiknya melamun. Hanya berapa persen yang antusias dalam mendengarkan. Dan para guru di Indonesia, dalam mengejar di kelas sering kali hanya tertuju pada satu atau beberapa urid saja yang memiliki nilai tinggi. Untuk peserta didik yang rendah dalam perolehan nilai seperti di marjinalkan, tidak dianggap sepenuhnya. Terkadang memang hal baik untuk para siswa agar mengembangkan atau belajar lebih giat, tetapi psikis para peserta tidak selalu seperti itu. Dan pendidik seharusnya melihat point problem tersebut bukan terus terarah pada point interestnya saja. Kalau demikian terjadi akan menimbulkan kecemburuan yang berakibat kebencian.
Mengenai penilaian yang diberikan, akan sangat tinggi nilainya jika sama dengan bacaan teori, bukan pemahaman yang sepenuhnya ditangkap para siswa. Hal ini menimbulkan problem siswa seperti dituntut dalam hal hafalan yang akan hilang beberapa saat kemudian. Sehingga implementasi ilmu yang didapat kurang. Melihat hal semacam ini kapan para siswa bisa mengembangkan potensi yang dimiliki untuk perbaikan Indonesia nantinya. Indonesia mempunyai anak bangsa yang pasif, stagnan, tidak ada perkembangan, pas-pasan dalam sumber daya manusianya. Padahal sumber daya alam yang dimiliki adalah produk yang harus diolah, oleh anak-anak bangsa bukan anak-anak negara lain.
Seharusnya para guru berkaca dan berbenah pada negara yang mempuyai jumlah penduduk sedikit tetapi nomor satu dunia dalam mutu pendidikannya, yaitu Finlandia. Dalam metode pembelajaran di Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes, meminamalisir sedikit mungkin. Juga menganut kebijakan automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas. Para guru Finlandia menciptakan suasana belajar menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Tidak ada perkotakan siswa, guru mendampingi proses belajar para siswa, khususnya mendampingi para siswa yang agak lemah dan lamban, bahkan siswa tersebut diberikan les privat agar lebih intensif dalam pembelajarannya. Di Finlandia hanya terdapat guru-guru yang berkualitas tinggi dan baik dalam prakteknya, mereka bersandang S2 bukan hanya asal-asalan dalam memilih guru. Sehingga persaingan menjadi guru di Finlandia sangat tinggi dan guru adalah profesi yang sangat popular dengan kualitas terbaiknya.

KESIMPULAN DAN SARAN
            Para guru di Indonesia sadar akan prioritas utamanya sebagai pengajar. Berani dengan konsekuensi beban yang diemban. Dengan mengevaluasi kembali sistem pengajaran yang sudah diterapkannya di kelas. Bagaimana respon peserta didik saat mengikuti materi yang disampaikan. Jika ini dilaksanakan pada setiap guru di Indonesia. Dengan begitu diharapkan nantinya kualitas pendidikan bisa lebih baik.

Comments

Popular posts from this blog

Guru Gatra, Guru Wilangan lan Guru lagu tembang-tembang macapat

Keping Kayu bisa Tukar Aneka Makanan Khas Kebumen di Pasar Jaten

contoh proposal kewirausahaan